Bau mulut sejak dulu bukan hanya menjadi masalah kesehatan gigi dan mulut, tetapi juga merupakan masalah sosial. Memang, banyak hal yang bisa jadi penyebabnya, tetapi yang utama adalah masalah di dalam mulut.
Masalah lain yang bisa menjadi sumber bau mulut adalah beberapa penyakit atau kelainan di bagian tubuh lainnya. Penderita kencing manis misalnya, mengeluarkan bau aseton melalui mulut atau pernapasannya, selain itu, infeksi pada saluran pernafasan juga menimbulkanbau yang tidak sedap. Juga demam yang diakibatkan oleh infeksi karena suhu tubuh yang tinggi akan menurunkan produksi air liur.
Penggunaan beberapa jenis obat-obatan, seperti obat penurun tekanan darah, antidepresi, dan antihistamin juga mengakibatkan terjadinya bau mulut. Selain itu, gangguan metabolisme dan gangguan fungsi beberapa organ tubuh bisa memuat bau mulut tak sedap.
Selain kelainan dalam tubuh, beberapa jenis makanan dan minuman juga menyebabkan bau mulut. Orang yang menyukai pete, jengkol, durian, nangka, dan cempedak tentunya mengetahui efek yang ditimbulkan beberapa saat setelah memakan makanan di atas. Demikian pula halnya dengan bawang-bawangan. Selain itu, minuman beralkohol dan rokok juga menyebabkan bau mulut karena sifat bahan-bahan di dalamnya yang menyebabkan mulut kering.
Pada orang-orang tertentu, kacang-kacangan menyebabkan munculnya bau amis karena kelainan dalam metabolisme protein. Makanan yang mengandung gula, susu dan kopi juga menyebabkan bau mulut, karena zat-zat tersebut akan terurai menjadi zat yang asam dan berbau oleh bakteri dalam mulut.
Bakteri anaerob
Di antara sekian banyak penyebab bau mulut tidak sedap, penyebab terbesar (85% sampai 95%) adalah keadaan di dalam mulut. Penyebab itu adalah bakteri anaerob penghasil senyawa belerang yang hidup di dalam mulut. Kondisi mulut yang gelap, hangat, dan lembab menyebabkan bakteri ini mudah berkembang biak.
Di antara sekian banyak penyebab bau mulut tidak sedap, penyebab terbesar (85% sampai 95%) adalah keadaan di dalam mulut. Penyebab itu adalah bakteri anaerob penghasil senyawa belerang yang hidup di dalam mulut. Kondisi mulut yang gelap, hangat, dan lembab menyebabkan bakteri ini mudah berkembang biak.
Tempat yang diperlukan adalah ruangan-ruangan sempit yang tidak terjangkau oleh air ludah, dengan demikian oksigen yang terkandung di dalam air ludah tidak mencapai tempat itu. Bakteri ini hanya dapat hidup di tempat yang tidak mengandung oksigen.
Celah-celah halus yang terdapat pada lidah, lubang pada gigi, permukaan plat geligi tiruan yang kasar, ruang di bawah lidah dan gigi yang baru akan tubuh, gusi yang sedang meradang merupakan tempat yang ideal bagi bakteri anaerob ini.
Celah-celah halus yang terdapat pada lidah, lubang pada gigi, permukaan plat geligi tiruan yang kasar, ruang di bawah lidah dan gigi yang baru akan tubuh, gusi yang sedang meradang merupakan tempat yang ideal bagi bakteri anaerob ini.
Bakteri anaerob ini merupakan flora normal dalam mulut, fungsinya untuk membantu proses pencernaan. Jadi, semua orang memilikinya dalam mulut masing-masing. Bakteri ini tidak dapat dimusnahkan sama sekali dan tidak menular.
Tempat yang paling banyak dihuni oleh bakteri ini adalah celah-celah di antara papil lidah bagian belakang. Jumlahnya akan meningkat dalam keadaan mulut kering, artinya, jika jumlah air liur sedikit. Air liur mengandung oksigen, sehingga bila jumlahnya sidikit maka jumlah oksigen dalam mulut juga sedikit. Karena bakteri ini bersifat anaerobik maka kondisi “kekurangan oksigen” memudahkannya untuk berkembang biak.
PencegahanUntuk mencegah munculnya bau tidak sedap pada mulut, tindakan-tindakan menjaga kebersihan mulut sangat dianjurkan. Hal ini untuk mencegah sisa-sisa makanan tertinggal di dalam mulut sehingga tidak memungkinkan bakteri anaerob penghasil bau bekerja. Pembersihan mulut yang paling efektif saat ini adalah menyikat gigi.
PencegahanUntuk mencegah munculnya bau tidak sedap pada mulut, tindakan-tindakan menjaga kebersihan mulut sangat dianjurkan. Hal ini untuk mencegah sisa-sisa makanan tertinggal di dalam mulut sehingga tidak memungkinkan bakteri anaerob penghasil bau bekerja. Pembersihan mulut yang paling efektif saat ini adalah menyikat gigi.
Yang perlu diperhatikan pertama-tama adalah waktu menyikat gigi. Banyak orang yang menyikat giginya pada pagi hari setelah bangun tidur. Hal ini tidak berarti banyak, bila sarapan dilakukan setalah itu dan dilanjutkan dengan aktivitas sehari-hari. Menyikat gigi pada saat demikian hanya menghilangkan bau tidak sedap yang disebabkan oleh kekeringan mulut akibat tidur pada malam hari.
Bakteri tidak dapat dibasmi sama sekali, termasuk dengan menyikat gigi. Bila setelah sarapan tidak dilakukan pembersihan lagi, sisa-sisa makanan ini akan diuraikan oleh bakteri menjadi zat yang asam dan berbau. Jadi, waktu yang terbaik untuk menyikat gigi adalah pagi hari setelah sarapan dan malam hari menjelang tidur.
Yang kedua, pada saat menyikat gigi sebaiknya lakukan juga penyikatan pada permukaan lidah bagian belakang. Seperti disebutkan di atas, bakteri banyak hidup di daerah ini. Lakukan penyikatan dengan saksama, tetapi dengan gerakan lembut untuk mencegah terjadinya iritasi. Pemakai geligi tiruan juga harus melakukan hal yang sama pada geligi tiruannya.
Selain dengan sikat gigi, pembersihan mulut dapat dilakukan dengan cara berkumur-kumur di antara kedua waktu menyikat gigi. Banyak produk larutan kumur yang beredar di pasaran dan pada umumnya mampu menurunkan jumlah bakteri dalam mulut. Tetapi, penggunaan obat kumur secara rutin tidak dianjurkan karena hal ini justru akan mengganggu keseimbangan flora dalam mulut.
Dengan menurunnya jumlah bakteri dalam mulut, jamur akan tumbuh dan akibatnya muncul masalah baru dalam mulut. Selain itu, beberapa zat yang terkandung dalam obat kumur justru menyebabkan bau mulut. Karena itu, sebaiknya berkumur dengan air biasa saja.
Selain dengan menjaga kebersihan mulut, pencegahan bau mulut dapat dilakukan dengan minum air paling sedikit delapan gelas sehari. Mengonsumsi makanan berserat juga banyak manfaatnya, karena proses mengunyah makanan berserat akan merangsang produksi air liur dan mempunyai efek self-cleansing pada mulut.
Kalau semua usaha pencegahan telah dilakukan, tetapi bau mulut tidak sedap masih ada, pemeriksaan oleh dokter gigi mungkin akan membantu mengatasinya. Gigi berlubang atau kelainan lain dalam mulut juga berperan dalam menciptakan bau mulut.
Kalau semua usaha pencegahan telah dilakukan, tetapi bau mulut tidak sedap masih ada, pemeriksaan oleh dokter gigi mungkin akan membantu mengatasinya. Gigi berlubang atau kelainan lain dalam mulut juga berperan dalam menciptakan bau mulut.
0 komentar:
Posting Komentar