Mira, seorang customer service bank, telah beberapa hari merasakan sakit berdenyut di daerah rahang bawah kiri belakang. Pagi ini dia merasakan sakitnya makin menjadi dan benar-benar tak tertahankan. Melalui cermin dia melihat rahang bawah kirinya membesar. Dia mencoba mengatasinya dengan menaburkan obat sakit gigi berbentuk bubuk yang dijual di warung dekat rumahnya.
Bagai tanpa gangguan yang berarti, pagi itu Mira mempersiapkan diri seperti biasanya sebelum berangkat kerja. Di tempat kerja, karena tuntutan pekerjaan, dia banyak bertemu dengan nasabah. Beberapa nasabah menunjukkan sikap terganggu dengan pemandangan “tak sedap” di rahang bawah kiri Mira. Seorang nasabah yang sudah cukup akrab karena tingginya frekuensi kunjungan ke bank tempat Mira bekerja, mendesaknya untuk segera pergi ke dokter gigi.
Sepulang kerja, Mira mampir ke tempat praktik dokter gigi yang tidak jauh dari rumahnya. Meski dia tidak menyadarinya, saat itu Mira datang sebagai pasien gawat darurat. Dokter gigi melakukan tindakan pengeluaran cairan nanah di rahang bawahnya dengan membuat sayatan di kulit di balik dagu dan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi dan menghilangkan bengkak. Beberapa hari kemudian, giginya dicabut.
Kasus di atas termasuk gawat darurat karena bila dibiarkan berlanjut tanpa penanganan, pembengkakan yang semula hanya di bagian bawah rahang dapat menyebar ke leher dan menyebabkan tertutupnya saluran pernafasan. Jika hal ini terjadi, penderita tidak dapat bernafas dan akan berakibat fatal bila tidak dapat segera mendapatkan pertolongan gawat darurat.
Gawat darurat rongga mulut
Umumnya, masyarakat menganggap masalah di rongga mulut tidak terlalu penting. Jangankan rasa sedikit ngilu di gigi, rasa sakit berdenyutpun kalau dirasa tidak terlalu mengganggu, sebisa mungkin diatasi sendiri tanpa pertolongan tenaga medis. Masih dapat dimaklumi jika hal ini dialami oleh masyarakat yang untuk membeli minyak tanah saja harus pikir-pikir dulu saat ini. Tetapi adalah kenyataan, bahwa masyarakat yang mampu memiliki beberapa kendaraan mewah di garasinyapun kadangkala bersikap demikian. Entah mengapa, masyarakat lebih takut menghadapi dokter gigi daripada menghadapi resiko yang akan dialami akibat kondisi gawat darurat rongga mulut.
Gawat darurat rongga mulut adalah suatu kondisi yang memerlukan perawatan segera. Selain pembengkakan pada wajah dan kesulitan bernafas yang diakibatkan, hal-hal lain yang termasuk keadaan gawat darurat gigi adalah rasa sangat sakit pada mulut atau rahang, perdarahan yang terus menerus.
Rasa sakit yang hebat pada mulut bisa disebabkan oleh cedera, infeksi, atau reaksi terhadap tindakan di rongga mulut beberapa waktu sebelumnya. Di bagian akhir tulisan ini akan diuraikan tentang cedera pada rongga mulut. Infeksi di rongga mulut dapat terjadi baik pada gigi, jaringan penyangga gigi maupun organ-organ lain di dalam mulut. Umumnya terjadi karena kebersihan mulut yang tidak baik. Perdarahan di rongga mulut merupakan salah satu tanda terjadinya proses peradangan di rongga mulut. Bila peradangan telah diatasi, biasanya perdarahanpun akan berhenti. Pertolongan pertama yang dapat diberikan bila terjadi perdarahan di rongga mulut adalah dengan memberikan kompres dingin. Bila perdarahan belum berhenti juga, segera kunjungi dokter gigi anda. Perdarahan seperti itu merupakan tanda adanya luka yang dalam atau cedera yang kompleks.
Cedera pada rongga mulut
Cedera pada rongga mulut biasanya terjadi bila seseorang mengalami benturan keras langsung pada kepala. Yang umum terjadi adalah ketika jatuh terjerembab dari sepeda atau motor. Sering juga terjadi akibat terbentur bola nyasar ketika berolah-raga. Cedera dapat mengenai jaringan lunak mulut, gigi, tulang rahang dan persendian rahang bawah.
Cedera pada jaringan lunak mulut dapat terjadi pada bibir, lidah atau pipi bagian dalam. Bila luka cukup dalam sehingga menimbulkan perdarahan, perlu penjahitan untuk menghentikannya. Sebelum mencari pertolongan medis, bersihkan daerah luka dengan air garam hangat, lalu tekan dengan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan dan pembengkakan yang biasanya menyertai.
Cedera pada gigi terjadi apabila gigi mengalami patah, mulai dari bentuk serpihan yang hanya melibatkan email gigi (lapisan terluar gigi) sampai patahnya gigi yang bisa mengenai bagian mahkota maupun akar gigi. Selain itu, bergesernya gigi dari tempatnya dan lepasnya gigi dari soketnya juga dapat terjadi.
Gigi yang patah pada bagian email biasanya tidak menimbulkan masalah, kecuali pinggiran patahan yang terasa kasar atau tajam sehingga mengiritasi pipi bagian dalam atau lidah. Giginya sendiri tidak terasa sakit atau sensitif terhadap makanan atau perubahan suhu. Karenanya, perawatannya juga tidak terlalu mendesak. Untuk sementara, sebelum mendapat perawatan dokter gigi, bagian yang tajam dapat ditutupi dengan permen karet yang tidak mengandung gula.
Gigi yang patah lebih dalam dapat mengenai email dan dentin (dentin adalah lapisan gigi yang lebih dalam daripada email). Patahan yang mengenai dentin dapat menyebabkan gigi menjadi sensitif terhadap makanan atau perubahan suhu. Kadang-kadang, patahan pada gigi tidak terlihat, jadi gejala sensitif ini dapat mengindikasikan patahan yang telah mengenai dentin. Pemaparan dentin terus menerus oleh bakteri dalam mulut akan menyebabkan infeksi pada gigi, bahkan kematian jaringan pulpa di dalam gigi, karena itu harus segera ditangani oleh tenaga medis. Jangan ditunda sampai lebih dari 1 minggu.
Apabila gigi yang terlepas dari soketnya, yang paling penting adalah menyelamatkan gigi yang terlepas dan berusaha mengembalikannya ke soketnya. Apabila tidak berhasil, segera temui dokter gigi anda dengan membawa gigi tersebut. Makin lama gigi tersebut berada di luar mulut, makin kecil keberhasilan menyelamatkan gigi tersebut.
Kadangkala, gigi yang mengalami benturan keras tidak sampai terlepas dari soketnya, tapi hanya terdorong lebih dalam di dalam soketnya atau tertarik lebih ke luar dengan posisi yang mungkin miring ke samping, ke depan, ke belakang atau berputar. Meskipun bukan termasuk kasus gawat darurat, makin cepat dokter gigi dapat mengembalikan posisinya, makin mudah hal itu dilakukan.
Cedera pada tulang rahang dapat terjadi bila benturan menyebabkan tulang rahang patah. Waspadalah bila setelah mengalami benturan pada daerah rahang, rahang tidak mampu menutup dengan baik dan gigi tidak dapat mengatup secara normal. Ini pertanda terjadinya patah tulang rahang. Cedera ini harus segera diatasi di ruang gawat darurat.
Pencegahan cedera di rongga mulut
Gigi yang mengalami cedera umumnya gigi depan atas. Pada individu yang memiliki posisi gigi atas terlalu ke depan, resiko cedera lebih besar. Karenanya pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan perawatan ortodonsi berupa pemasangan kawat untuk merubah posisi gigi yang terlalu ke depan.
Untuk mencegah benturan langsung pada daerah wajah, sebaiknya menggunakan pelindung (mouth guard) ketika melakukan olahraga yang beresiko menimbulkan cedera. Pelindung ini adalah sejenis helm yang biasa digunakan oleh pemain football di Amerika Penggunaan mouth guard mengurangi trauma tidak hanya gigi, gusi dan tulang rahang, tapi juga persendian antara rahang bawah dan kepala dan intensitas serta besarnya goncangan di kepala.
Kecelakaan di jalan raya masih sering terjadi di negara kita dan korbannya biasanya diperparah karena ketidaksiapan pengendara menghadapi kecelakaan. Peraturan yang mewajibkan pengendara mobil menggunakan sabuk pengaman dan helm bagi pengguna motor seharusnya ditaati bukan hanya ketika ada razia, tapi ditaati dengan kesadaran akan manfaatnya. Sabuk pengaman dan helm yang tepat disainnya terbukti mengurangi resiko cedera akibat kecelakaan lalu lintas.