Pengertian Karies Gigi, Proses Karies Gigi, Faktor Penyebab Karies Gigi, Macam-Macam Karies Gigi
Karies gigi (Gigi Berlubang) dalam bahasa Yunani, kata “ker” artinya kematian. Dalam bahasa latin berarti kehancuran. Pembentukan lubang pada permukaan gigi disebabkan oleh kuman yang dikenal sebagai lubang (Srigupta, 2004).
Karies adalah kerusakan pada struktur jaringan keras gigi (email, dentin) yang diakibatakan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi (Post line,2008).
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh secara perlahan. Setelah menembus pada lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah). Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun ( Handika,2008).
Karies gigi (Gigi Berlubang) dalam bahasa Yunani, kata “ker” artinya kematian. Dalam bahasa latin berarti kehancuran. Pembentukan lubang pada permukaan gigi disebabkan oleh kuman yang dikenal sebagai lubang (Srigupta, 2004).
Karies adalah kerusakan pada struktur jaringan keras gigi (email, dentin) yang diakibatakan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi (Post line,2008).
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh secara perlahan. Setelah menembus pada lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah). Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun ( Handika,2008).
Menurut Srigupta (2004) proses karies berkembang berdasarkan tiga tahap yaitu :
1. Berbagai bakteri yang ada dalam mulut membentuk asam, dari gula yang terkandung dalam makanan, yang melekat pada permukaan gigi
2. Asam ini melarutkan “Email” pelapis gigi berwarna putih yang menghancurkan susunan gigi. Proses ini dikenal dengan karies gigi dan menyebabkan gigi berlubang
3. Lebih jauh lagi asam tersebut menyebabkan penetrasi karies dari email ke gigi bagian dalam di bawah gigi kepala.
Menurut Suwelo (1992) ada 3 faktor utama terjadinya karies yaitu: gigi dan saliva, mikroorganisme, dan subtrat serta waktu sebagai tambahan.
Selain faktor luar terdapat faktor-faktor yang tidak langsung ( faktor risiko luar ) yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies, faktor luar itu antara lain jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi (Library Sumut, 2008).
Menurut Suwelo (1992) terjadinya karies merupakan multi faktor yang terdiri dari faktor luar dan dalam, dari faktor luar antara lain faktor dari usia, suku bangsa kultur sosial penduduk dan kesadaran, sikap dan perilaku, individu terhadap kesehatan gigi.
Penjelasan :
1. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun semakin bertambah. Hal ini jelas, karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.
2. Suku bangsa
Beberapa penelitian menunjukkan ada perbedaan pendapat tentang hubungan suku bangsa dengan prevalensi karies, semua tidak membantah bahwa perbedaan ini karena keadaan sosial ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda di setiap suku tersebut.
3. Kultur sosial penduduk
Dijelaskan oleh Wycoff ( 1980 ) ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi dan prevalensi karies. Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini ialah pendidikan, dan penghasilan yang berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Perilaku sosial dan kebiasaan akan menyebabkan perbedaan jumlah karies (Davies, 1963).
4. Kesadaran, sikap dan perilaku terhadap kesehatan gigi
Anak yang dipisahkan dari ibunya dan dititipkan di institusi ( Panti Asuhan ) akan mengalami kehampaan psikis. Biasanya anak kurang mendapatkan perawatan sehingga pertumbuhan pisik dan mental anak agak terlambat terutama intelegensia dan emosi ( Sri Rahaju Haditomo, 1985; dan Kartini-Kartono; 1986 ). Anak yang tinggal di suatu institusi akan mendapatkan perlakuan (disiplin) ketat dengan jadwal acara yang telah tersusun secara cermat. Bagaimana dan kapan harus makan, minum,
membersihkan badan, dan lain-lain termasuk bilamana dan bagaimana membersihkan gigi. (Rahayu cit Suwelo, 1992).
Untuk faktor luar yang disebabkan karena jenis kelamin dijelaskan :
Bahwa karies pada perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan antara lain erupsi gigi perempuan lebih lama dalam mulut. Akibatnya gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies (Suwelo, 1992).
Karies gigi juga dibagi dari berbagai macam bentuk-bentuk karies, didalam buku Rasinta Tarigan (1993) :
1. Berdasarkan stadium karies ( dalamnya karies gigi ) terbagi menjadi 3 yaitu:
- Karies Superficialis
Dimana karies baru mengenai email saja, sedang dentin belum terkena.
- Karies Media
Dimana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
- Karies Profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.
Karies profunda ini dibagi lagi atas :
- Karies profunda stadium I :
Karies telah melewati setengah dentin, biasanya radang pulpa belum dijumpai.
- Karies profunda stadium II :
Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa. Biasanya disini telah terjadi radang pulpa.
- Karies profunda stadium III :
Pulpa telah terbuka. Dijumpai bermacam-macam radang pulpa.
2. Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies, yaitu :
- Simpel Karies
- Kompleks Karies
3. Berdasarkan lokalisasinya menurut G.V.Black, yaitu :
a. Klas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal ( pits dan fissure ) dari gigi premolar dan molar ( gigi posterior ). Dapat juga terdapat pada gigi anterior di foramen caecum.
b. Klas II
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi molar atau premolar, yang umumya meluas sampai kebagian oklusal.
c. Klas III
Karies yang tedapat pada bagian apprioximal dari gigi depan,
( tetapi belum mencapai 1/3 incisal gigi ) .
d. Klas IV
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan dan sudah mencapai margo incisal ( telah mencapai 1/3 incisal gigi )
e. Klas V
Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi – gigi depan maupun gigi belakang pada permukaan labial, lingual, palatal, ataupun bukal dari gigi
1. Berbagai bakteri yang ada dalam mulut membentuk asam, dari gula yang terkandung dalam makanan, yang melekat pada permukaan gigi
2. Asam ini melarutkan “Email” pelapis gigi berwarna putih yang menghancurkan susunan gigi. Proses ini dikenal dengan karies gigi dan menyebabkan gigi berlubang
3. Lebih jauh lagi asam tersebut menyebabkan penetrasi karies dari email ke gigi bagian dalam di bawah gigi kepala.
Menurut Suwelo (1992) ada 3 faktor utama terjadinya karies yaitu: gigi dan saliva, mikroorganisme, dan subtrat serta waktu sebagai tambahan.
Selain faktor luar terdapat faktor-faktor yang tidak langsung ( faktor risiko luar ) yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies, faktor luar itu antara lain jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi (Library Sumut, 2008).
Menurut Suwelo (1992) terjadinya karies merupakan multi faktor yang terdiri dari faktor luar dan dalam, dari faktor luar antara lain faktor dari usia, suku bangsa kultur sosial penduduk dan kesadaran, sikap dan perilaku, individu terhadap kesehatan gigi.
Penjelasan :
1. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun semakin bertambah. Hal ini jelas, karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.
2. Suku bangsa
Beberapa penelitian menunjukkan ada perbedaan pendapat tentang hubungan suku bangsa dengan prevalensi karies, semua tidak membantah bahwa perbedaan ini karena keadaan sosial ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda di setiap suku tersebut.
3. Kultur sosial penduduk
Dijelaskan oleh Wycoff ( 1980 ) ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi dan prevalensi karies. Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini ialah pendidikan, dan penghasilan yang berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Perilaku sosial dan kebiasaan akan menyebabkan perbedaan jumlah karies (Davies, 1963).
4. Kesadaran, sikap dan perilaku terhadap kesehatan gigi
Anak yang dipisahkan dari ibunya dan dititipkan di institusi ( Panti Asuhan ) akan mengalami kehampaan psikis. Biasanya anak kurang mendapatkan perawatan sehingga pertumbuhan pisik dan mental anak agak terlambat terutama intelegensia dan emosi ( Sri Rahaju Haditomo, 1985; dan Kartini-Kartono; 1986 ). Anak yang tinggal di suatu institusi akan mendapatkan perlakuan (disiplin) ketat dengan jadwal acara yang telah tersusun secara cermat. Bagaimana dan kapan harus makan, minum,
membersihkan badan, dan lain-lain termasuk bilamana dan bagaimana membersihkan gigi. (Rahayu cit Suwelo, 1992).
Untuk faktor luar yang disebabkan karena jenis kelamin dijelaskan :
Bahwa karies pada perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan antara lain erupsi gigi perempuan lebih lama dalam mulut. Akibatnya gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies (Suwelo, 1992).
Karies gigi juga dibagi dari berbagai macam bentuk-bentuk karies, didalam buku Rasinta Tarigan (1993) :
1. Berdasarkan stadium karies ( dalamnya karies gigi ) terbagi menjadi 3 yaitu:
- Karies Superficialis
Dimana karies baru mengenai email saja, sedang dentin belum terkena.
- Karies Media
Dimana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
- Karies Profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.
Karies profunda ini dibagi lagi atas :
- Karies profunda stadium I :
Karies telah melewati setengah dentin, biasanya radang pulpa belum dijumpai.
- Karies profunda stadium II :
Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa. Biasanya disini telah terjadi radang pulpa.
- Karies profunda stadium III :
Pulpa telah terbuka. Dijumpai bermacam-macam radang pulpa.
2. Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies, yaitu :
- Simpel Karies
- Kompleks Karies
3. Berdasarkan lokalisasinya menurut G.V.Black, yaitu :
a. Klas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal ( pits dan fissure ) dari gigi premolar dan molar ( gigi posterior ). Dapat juga terdapat pada gigi anterior di foramen caecum.
b. Klas II
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi molar atau premolar, yang umumya meluas sampai kebagian oklusal.
c. Klas III
Karies yang tedapat pada bagian apprioximal dari gigi depan,
( tetapi belum mencapai 1/3 incisal gigi ) .
d. Klas IV
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan dan sudah mencapai margo incisal ( telah mencapai 1/3 incisal gigi )
e. Klas V
3 komentar:
informatif sekali,,, perlu di tambah lagi
mana dapusnya?
Bagus sekali sngt membantu
Posting Komentar